Mimin sempat merasakan sedih
yang teramat sedih. Bukan karena gak punya duwit, ya walaupun itu adalah hal
yang sudah biasa dirasakan juga. Saking seringnya malah kebal nih.... Hihihi curhat
selipan. Kembali ke laptop. Sedihnya sepele, karena bapak atau ibu tidak pernah
mau diajak ke dokter setiap kali mengeluh sakit. Ntah kenapa mereka seperti
itu. Mimin hanya mencoba untuk memahami perasaan mereka. “oh, mungkin merasa sudah baikan...”, kata hati mimin mencoba untuk
menenangkan diri.
Tapi.... Apa iya mimin lantas
tenang beneran? Sama sekali gak. Justru deh, mimin sering sedih dengan kondisi
seperti ini. Ya gak tenang, kecewa, takut, bertanya-tanya dan perasaan negatif
lainnya. Mimin itu sebenarnya gak minta apa-apa dari mereka, kecuali kondisi mereka
yang sehat bagas waras. Itu saja.
Tapi, ntah kenapa, justru harapan untuk membuat mereka sembuh seringkali terhalang dengan ketidakmauan mereka untuk support kesehatan diri. Apa iya kalau diperiksakan ke dokter takut disuntik? Apa iya takut minum obat? Atau takut merepotkan anak? Ntahlah, masih belum tahu jawabannya yang pasti.
Tapi, ntah kenapa, justru harapan untuk membuat mereka sembuh seringkali terhalang dengan ketidakmauan mereka untuk support kesehatan diri. Apa iya kalau diperiksakan ke dokter takut disuntik? Apa iya takut minum obat? Atau takut merepotkan anak? Ntahlah, masih belum tahu jawabannya yang pasti.
Pernah suatu ketika, bapak
mengeluh nyeri di bagian dadanya. Mimin lantas bilang, “yuk pak ke dokter”. Ya...
sekian detik berlalu, mimin merasa sedih banget. Ya, karena bapak auto menolak
ajakan untuk berobat. “Ora..ora... bapak
ora popo (gak...gak...bapak baik-baik saja)”, jawab bapak dengan nada
santai.
Ntah mungkin saat itu stok sabar mimin dah menipis, langsung deh mimin berkata dengan nada agak keras, “Lah Bapak ngeluh, itu artinya ada apa-apa. Bapak pikir aku itu paranormal yang tahu segalanya. Aku juga bukan dokter, Pak, yang langsung bisa kasih solusi....”.
Ntah mungkin saat itu stok sabar mimin dah menipis, langsung deh mimin berkata dengan nada agak keras, “Lah Bapak ngeluh, itu artinya ada apa-apa. Bapak pikir aku itu paranormal yang tahu segalanya. Aku juga bukan dokter, Pak, yang langsung bisa kasih solusi....”.
Waktu itu bapak hanya terdiam
dan melanjutkan aktivitasnya. Ntah kapan bapak dan ibu menyadari bahwa cek kesehatan
rutin itu baik, apalagi saat ini kan mereka sudah memasuki masa lansia yang
harus dijaga betul pola hidupnya. Andai mereka memahami betapa khawatirnya
anak-anak terhadap kesehatan mereka, mungkin para orang tua bakal lebih mudah
diajak untuk merawat kesehatan.
Ehmmmm, rupanya mimin gak sendirian juga. Baru loh tadi siang, seorang sahabat mengirim pesan via chat Whats App. “Ayah ki kolesterol. Kami usahakan asupan
lauk yang seimbang, eh ini malah beli sendiri kepala ayam dan dua lilitan usus ayam di warung...”, curhatnya dipenuhi dengan nada kecewa.
Mimin memahami betul betapa
besar perjuangan sahabat mimin yang satu ini. Dia hampir tak mengeluh untuk
merawat si ayah selama sakit, bahkan saat rawat inap pun menjadi tanggung jawabnya
untuk menunggui siang malam. Wajar ya, jika ia kecewa dengan hal yang tampak
sepele bagi ayahnya, tapi besar bagi dirinya ini. Ya, mimin doakan, semoga bakal
baik-baik saja.
Mimin punya prinsip hidup yang
sudah lumayan lama mimin pegang. Ketika kita sudah tidak bisa berharap pada
manusia, berharaplah pada Tuhan. Ia yang akan mengatasi segala kesusahan kita. Buat
semua orang tua dimanapun berada, sehat-sehat nggih :)
Pssttt... ada artikel lanjutannya, loh :D Yuk baca Orang Tua akan Kembali Menjadi "Baby'. Benarkah?
Pssttt... ada artikel lanjutannya, loh :D Yuk baca Orang Tua akan Kembali Menjadi "Baby'. Benarkah?
Riana Dewie
Mungkin para orang tua ga mau ngerepotin anak atau juga bisa takut sama dokter.
ReplyDeleteIya. Bisa jadi ya kak, makanya mereka pilih diam
DeleteOrangtua memang beda dalam menghadapi sakit. Emakku juga gitu kalau sakit, tetep aja merasa seperti kemarin-kemarin saja. Padahal yang anak sudah cemas meski berdoa selalu semoga baik-baik saja
ReplyDeleteTernyata banyak juga ya kak Mini yg merasakan hal sama. Amin, semoga sehat2 terus ya org tuanya
DeleteSaya ikut sedih ya, Min. Orang tua saya dulu juga sakit, sakitnya obesitas. Kalau saya ajak diet, mesti aja banyak alasan. Waktu akhirnya orang tua saya harus operasi jantung, kami akhirnya sama-sama menangis..
ReplyDeleteWaduh kak, rupanya punya pengalaman menyedihkan juga. Semoga sehat2 terus ya org tuanya
Deleteemang begitu umumnya orang tua. ntar kalo mimin dah tua gitu juga deh, ngeyel!
ReplyDeleteAhahha bisa jadi. Sudah jadi karakter mereka yang sudah lansia ya. Yg mudah kudu lebih memahami ♥️
DeleteWah benar ya, kadang krn merasa baik baik aja, penyakit jadi terlamnbat untuk diketahui
ReplyDeleteBetul kakak. Makanya kalau bisa ditangani lebih awal kan baik.
Deletewah kebalikan orangtuaku nih, mereka malah "gemar" ke dokter
ReplyDeleteWalau dokter bilang jantungnya baik-baik aja, alm ibuku dulu keukeuh bilang sakit :D
Wow hebat. Keren ya, berarti sejak muda sudah rajin jaga kesehatan. Semoga damai di surga, ibu.
DeleteDulu Bapak pernah begini, kak...sebelum meninggal.
ReplyDeleteDiajakin ke dokter, bilangnya "Gak apa-apa, paling setelah minum obat dan istirahat bisa kembali sehat."
Tapi ternyata beda jawaban Bapak kalau yang ajak ke Rumah Sakitnya masku yang pertama.
Jadi mungkin ini masalahnya, kak.
Orangtua hanya mau ketika diajak dengan seseorang yang sangat berpengaruh ketika diajak ngobrol.
Oh bisa jadi ya kak memang seperti ini. Aku juga kadang merasakan hal sama. Makasih Kak sudah sharing pengalamannya 💕
Delete